Selasa, 17 Januari 2012

Vacation: Bogor nan Hijau

Bogor, Sabtu, 5 November 2011 Masehi

Pagi-pagi saya mencuci pakaian saya sendiri. Ah,,saya sambi SMS-an dengan teman kantor saya, namanya Ganis.
Dan ternyata temen saya itu juga sambil kursus bahasa Jerman. Selang beberapa jam yang tidak saya hitung tepatnya berapa jam, akhirnya cucian saya sudah bunuh diri di tempat jemuran dengan taburan bunga mawar (pewangi pakaian). Eh, habis itu saya nganggur, lantai sudah bersih, cucian beres, sudah mandi juga. Nah, teman saya tadi ngajakin saya liburan ke Bogor (di rumahnya). Agak alot saya untuk bilang “iya” karena saya tidak ada persiapan sama sekali untuk membolang. Tapi akhirnya saya berhasil diculik olehnya di siang bolong sekitar jam 14:00 WIB. Kami start dari hutan tempat kami tinggal, di Perumahan Batan Indah dengan angkot kecil warna putih menuju Prumpung. Dari Prumpung, kami sambung naik angkot warna biru di kiri jalan perempatan Prumpung. Setelah itu, kami naik bus ¾ menuju Kota Bogor.

Botani Square
Kami berdua yang memakai sepatu kembar warna cokelat itu duduk di jok dekat pintu bus sambil ngobrolin apa itu yang disebut kepuasan dan idealisme (lebay), lalu turun dari bus di Mall Botani Square. Tahu nggak kenapa gag langsung pulang kerumah Ganis? Ya, betul, karena kami kebelet pipis dan sudah masuk waktu shalat Maghrib. Jadi di Mall besar itu kami hanya berniat “nebeng” pipis dan shalat. Heheeee...
Layaknya anak ilang, kami pun minta jemput. Ke siapa lagi kalo bukan ke Papanya Ganis..heheee. Ohiya,,waktu itu kami berpuasa arafah, jadi sambil nunggu dijemput, ada niat juga untuk berpuka puasa di Botani Square. Mau makan apa?? Saya dan Ganis hanya saling tanya sambil lihat-lihat isi Mall. Ehhhh,,,malah nemu sepatu bagus diskon 70%, merk favorit saya pula. Jadi inget kalau sepatu kerjaku udah jebol. Lumayan ber-hak, sehingga Ganis yang menilai bagus itu gak tertarik membeli. Maklum, teman saya yang satu ini anti banget kalau sama sepatu/sandal ber-hak, rok dan semua barang yang berbau feminisme. Meski hatinya selembut sutera... hahahahaaaaaa. Oh, tapi untuk merk favorit saya itu, saya biasa ukur 5, sementara sepatu yang ada hanya ukur 3, gag ada lagi, barang terakhir katanya. Uh..uh...saya paksa kaki saya masuk. Astagfirulloh...masuk !!! ... beli deh.
Dan akhirnya kami tidak makan apa-apa di Mall mewah itu, cukup air minum dalam botol di tas sebagai pembuka puasa. Anehnya, saya udah kenyang, soalnya udah dapat sepatu!! Heheheeeee. Lalu kami ke ATM di depan Botani Square, saya dan Ganis ada keperluan transfer ke rekening tujuan yang sama dan jumlah yang sama pula. Tahu nggak kenapa? Karena sama-sama transfer arisan yang sama..heheeee.

Kulihat Ganis bicara dengan HP,ohhh,,,ternyata dia lagi telpon Papa-nya sambil lihat-lihat mobil-mobil di parkir depan Botani Square. Aku ikut lihat-lihat ahhh...eh,,kok mobil-mobil disana malah hampir semuanya berplat B. Padahal area Bogor harusnya berplat F. Ohhhh...ternyata banyak orang Jakarta liburan ke Bogor saat weekend. Enggak lama, akhirnya ketemulah kami dengan Papa dan Mama Ganis. Kami berdua merangsek masuk ke mobil lalu memakan kue,roti, jeruk, dan anggur di dalam mobil. Alhamdulillah...makasih Ma,,Pa..

Dan akhirnya sampai di rumah Ganis udah malam. Rumahnya di kiri jalan arah menanjak di depan kawasan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementrian Pertanian. Dingin...sejuk...hijau...itulah suasana langka yang kutemui selama ada di Jabodetabek. Alhamdulillah...
Alhasil setelah cuci muka,kaki tangan, akhirnya makan juga, dimana lagi kalo bukan di rumah teman saya itu. Alhamdulillah..kenyang.
Kami tidur sekamar, buka laptop dan membuka akun Fb masing-masing dalam satu laptop. Dan kami juga chattingan dengan 2 teman yang sama (Yahya dan Hendris)... heheee...

Ahad (Minggu), 6 November 2011 Masehi, di Kebun Raya Bogor
Ohhh...paginya kami berdua meluncur ke Kebun Raya Bogor dengan angkot yang paling nyaman yang pernah saya temui seumur hidup saya dan selama saya naik angkot. Bersih, rapi, dan tertib, bahkan ada beberapa yang saya lihat ada TV di dalamnya. Sampai di gerbang Kebun Raya Bogor, kami mendapati gerbang tutup. Kami kecewa dan mencari alternatif lain untuk membolang di hari itu.
Sambil mikir, sambil jalan di sepanjang jalan yang mengitari kebun raya bogor. Eh ternyata di pintu yang lain dibuka. ..horeeee...kami langsung masuk dengan membeli tiket yang waktu itu seharga Rp 9.500,- per orang.

Museum Zoology
Kami mengunjungi Museum Zoologi yang berisi hewan-hewan di penjuru Indonesia. Ada bermacam-macam burung, kupu-kupu, belalang, ular-ular, mamalia, dan buanyakkkk lagi sampai ada juga kerangka ikan raksasa, Paus.




Dari museum itu selain kami berfoto-foto, saya juga membeli wajah Bekantan yang mempunyai nama ilmiah Nasalis Larvatus (Miller, 1903).

Bunga Bangkai dan Raflesia Arnoldi
Dari museum Zoology, kami berjalan melewati hutan kecil menuju kebun bunga bangkai dan Raflesia Arnoldi. Dan saya belum beruntung, bunga-bunga langka itu sedang tidak berbunga, mereka sedang meng-umbi di dalam tanah.

Istana Presiden di Bogor
Selanjutnya kami jalan dan duduk santai di depan Istana Presiden RI. Didepan istana ada danau kecil yang permukaan airnya ditumbuhi teratai, tanaman air berbunga merah dan enceng gondok.



Beberapa gerombolan rusa dan kijang juga sedang enjoy berjalan-jalan di depan istana.
Saat kami berjalan meninggalkan istana, kami berpapasan dengan seorang laki-laki turis asing yang melihat kami dengan sedikit melotot. Dengan muka penuh tanya, kami kompak menatap turis itu. Ternyata turis itu berkata “Selamathh datttangg” (Selamat datang). Setelah turis itu berlalu, saya dan teman saya terpingkal-pingkal.
Kami terus berjalan melewati jembatan merah, menuju jalan kenari, bermain di tanah lapang dengan meloncat setinggi-tingginya di depan Cafe disana. Capek meloncat,,,karena ternyata mengambil gambar pada saat loncatan tertinggi itu tidak mudah.

Tugu istri Thomas Stamford Raffles
Lalu kami mengunjungi tugu peringatan mendiang istri Thomas Stamford Raffles, yaitu Olivia Mariamne yang meninggal di Buitenzorg pada tanggal 26 November 1814. Raffles saat itu menjabat sebagai Letnan Gubernur di Jawa. Tugu itu pernah rusak dan hancur akibat terkibas angin ribut pada tanggal 4 Januari 1970 dan kembali dibangun pada tanggal 17 Agustus 1970.


Kami juga istirahat di dekat air mancur, berserakan di rumput hijau sambil memakan bekal buah dari rumah, yaitu jeruk dan salak yang manis serta susu kotak.

Mie Ungu
Sudah puas di Kebun Raya Bogor, kami memutuskan untuk kuliner. Kami naik angkot sekali, sampailah di daerah yang sangat ramai yang disana banyak bangunan-bangunan peninggalan Belanda dan saat itu ramai dengan “balon merah” orang China, saya lupa namanya apa. Di sebelah kiri jalan, ada warung makan mie ayam sehat. Ada menu mie hijau dengan hijau alami daun bayam dan mie ungu dengan ungu alami ubi ungu. Kami berdua mencoba mie ungu.
Dan rasanya...mantapppp..alhamdulillah.
Ya, akhirnya kami berdua pulang dalam keadaan kenyang. Istirahat dan setelah agak sore kami diantar pulang ke Serpong, tentu saja diantar oleh Papa dan Mamanya Ganis.

Ciuman Instant
Di perjalanan, masih di area Bogor, Papa temen saya yang suka bercanda itu berhenti di sebuah warung di kiri jalan karena ingin beli koyo buat lehernya. Mama teman saya yang turun untuk membeli ke warung, sementara Papa teman saya itu masih duduk sambil melihat keluar mobil. Beliau berkata, “ eyyyy, lihat anak kecil itu..anak itu lucu sekali, Papa gemes”. Beliau serta merta turun dari mobil dan menuju anak kecil berusia sekitar 3 tahun yang duduk disamping warung. Dengan rasa gemesnya, diciumlah dengan instant anak kecil menggemaskan itu, lalu kembali ke mobil. Woww.. Papa teman saya itu memang sangat suka dengan anak kecil, apalagi yang menggemaskan.
Finally, saya dan teman saya (Ganis) kembali ke kos masing-masing.
Trima kasih semuanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar