Minggu, 17 Maret 2013

itukah caranya?



ya Allah,,benarkah alasan ibunya tak menerimaku karena aku bukan orang sekota dengannya? sudahkah berbeda jauh? ataukah karena alasan lain? untuk menjaga perasaanku saja? tanpa melihat bertemu denganku pun ya Rabb?

jika memang dia masih menganggapku, mengapa dia memutus silaturahim denganku baik dunia nyata maupun maya?
jika memang mau jujur saling terbuka, mengapa dia menutup aksesku kepadanya sementara dia kepadaku tidak?
jika memang dengan memblokirku niatnya untuk tidak memikirkan aku, benarkah itu dia sadar bicara? bukankah itu berarti dia berusaha melupakanku?
jika memang dia berjuang untukku, menunggu luluh hati ibunya, mengapa dia justru menceritakan kekuranganku dan kejelekanku tentang hal yang sebenarnya kurang pantas diceritakan pada orang tua? itukah usahanya untuk meminta restu??? itukah yang dia namakan perjuangan???
jika memang dia menjaga perasaanku, mengapa setiap kedatangannya menceritakan perkenalannya dengan pilihan-pilihan ibunya/bapaknya/pakdhenya/budhenya/buliknya/pakliknya? padahal aku mampu menolak perjodohan2 dari bulikku...dan dia tahu..
apakah saya boleh mengharapkannya? seperti semacam antri menunggu barangkali saya ini pilihan terakhirnya?
jika memang hanya aku satu-satunya, mengapa bukan hanya aku yang dikunjunginya?
jika memang dia masih berjuang untukku, mengapa dia bilang "saya manut ortu aja dik"? apakah itu kalimat biasa? yg mudah dia lupakan? bukankah itu berarti bahwa dia tidak memilihku? dan mengapa kalimat itu bagiku terlalu cepat keluar dan disaat dia mengunjungiku dirumahku yang di plosok desa dengan keadaan jauh berbeda dengan dirinya? tahukah dia aku merasa terbuang dalam sedih dan di tengah-tengah cobaan saat itu?
jika memang dia hanya menginginkan aku dan memintaku untuk menunggunya,mengapa dia memintaku untuk jangan berharap banyak padanya?
ya Rabb, dia punya kemauan untuk mencarikan tiket mudik bersama wanita lain, padahal kepadaku tidak..dia hanya menantangku mau memubadzirkan tiketku atau tidak? Kau tunjukkan hamba apa ya Rabb? benarkah memang dia lebih mencintainya?
jika memang dia membatasi diri dengan wanita lain mengapa dia justru berdua ----sampai rumah? padahal jika itu yang melakukan adalah aku maka tidak ada maaf bagiku dan selalu menjadi buah bibir alasan untuk meninggalkanku?
itukah cinta yang pernah dia nyatakan ?
itukah caranya ?
itukah dirinya ?

Mudah Saja


Tuhan.. aku berjalan menyusuri malam setelah patah hatiku..
aku berdoa semoga saja ini terbaik untuknya
dia bilang: kau harus bisa seperti aku,yang sudah biarlah sudah.
mudah saja bagimu,mudah saja untukmu andai saja cintamu seperti cintaku.
selang waktu berjalan kau kembali datang tanyakan keadaanku.
kubilang:kau tak berhak tanyakan hidupku, membuatku semakin terluka.
mudah saja bagimu, mudah saja untukmu coba saja lukamu seperti lukaku,
kau tak berhak tanyakan keadaanku
kau tak berhak tanyakan keadaankuuuuuuu