Jumat, 10 Agustus 2018

Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian









Dalam ekosistem kehidupan anak, keluarga seharusnya menjadi unsur yang paling banyak memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan karakter anak karena memiliki lebih banyak waktu interaksi. Melalui interaksi dan komunikasi diantara anggota keluarga maka ikatan emosional dapat ditingkatkan sehingga energi positif dapat mudah ditularkan dan dibangun. Sebagai contoh orangtua perlu menanamkan sifat, sikap dan perilaku yang positif dan sesuai norma-norma yang berlaku sehingga anak mudah dalam bersosialisasi di masyarakat. 

Perilaku anak yang sejuk dipandang, sopan dan diterima dalam norma yang berlaku di masyarakat tidak muncul dengan sendirinya, melainkan perlu diajarkan, dicontohkan dan dibiasakan sejak dini. Perilaku baik yang harus ditumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya perilaku jujur, sopan, pemaaf, tanggungjawab, berempati, berterima kasih dan bersyukur. Anak yang jujur mau mengatakan sebenarnya apa yang diketahuinya. Anak yang pemaaf tidak akan mudah marah dan membalas dendam. Anak yang bertanggungjawab akan mengetahui apa yang menjadi kewajibannya. Anak yang berempati akan mudah bertenggang rasa kepada orang lain dan suka menolong. Anak yang yang dapat berterima kasih akan menyatakan rasa terima kasihnya melalui perkataan kepada orang lain. Pribadi yang bersyukur akan senang melihat dirinya sebagai ciptaan Tuhan dan apapun yang telah diberikan oleh Tuhan. 


Untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan anak, baca juga: Attachment Parenting Utamakan Kedekatan Ibu dan Anak.
ASI: Bukan hanya tentang Pemberian Nutrisi.
Dukungan Nabi Atas Pentingnya Pemberian ASI.

Orang tua perlu memberi motivasi kepada anak untuk meraih cita-cita, pentingnya pendidikan, dan menjadi orang yang mandiri dan bermanfaat kelak. Tidak perlu memaksakan kehendak kepada anak harus menjadi apa di masa datang karena orangtua sejatinya tidak tahu sebenarnya potensi apa yang ada pada anaknya. Banyak jalan menuju kesuksesan, tidak melulu dengan jurusan pendidikan tertentu saat nanti masuk kuliah. Namun memberi saran dan mengarahkan sesuai kemampuan anak tentu sangat disarankan, misalnya memberi gambaran peluang dan tantangan di setiap jurusan yang dipilih anak.

Orang tua juga perlu melatih kemandirian anak misalnya dengan mengajari menyiapkan perlengkapan sekolahnya sendiri. Perlu menanamkan pemahaman bahwa kesuksesan didapat dengan usaha dan jerih payah, tidak ada yang instan. Ketika mendapat Pekerjaan Rumah (PR) dari sekolah, biarlah anak menyelesaikannya sendiri tapi orangtua memantau. Ketika ada kesulitan, maka selanjutnya disinilah latihan pantang menyerah, biarkan anak berusaha mencari pemecahannya. Perlu ditanamkan bahwa pasti ada hikmah di setiap usaha, sering mencoba akan melahirkan caranya sendiri. Jika kita sering mendampingi anak belajar di rumah, maka kita akan tahu sejauh mana kemampuan anak sehingga kita bisa membantunya memecahkan masalah pada saat yang tepat, misalnya saat anak benar-benar menyerah. Ketika kita membantu di saat anak sudah merasa kesulitan, maka dia akan lebih memperhatikan karena sudah diliputi rasa ingin tahu.

Sesekali melibatkan anak dalam pekerjaan orangtua juga dapat membuat anak mengerti perjuangan orangtua. Meskipun orang tua mudah dan tidak keberatan dalam membiayai anaknya, membuat anak mengerti darimana biaya sekolah, dapat melatih rasa tanggungjawab anak. Perlu menanamkan pemahaman kepada anak bahwa bekal hidup bukanlah harta yang melimpah, melainkan ilmu yang berguna. Sebanyak apapun harta, dapat hilang dan lenyap. Tetapi ilmu dibawa kemanapun bahkan tidak ada yang bias mencurinya. Itulah mengapa menuntut ilmu setinggi-tingginya tidak akan merugi. Interaksi antara anak dan orangtua pada aktivitas anak dan aktivitas orang tua dapat menciptakan sahabat dalam keluarga yang didalamnya ada hubungan saling terbuka dan percaya.

Baca juga : Membentuk Karakter Positif Anak Lewat 4 Sifat Rasulullah

Sebaliknya, orangtua pun juga perlu mendapat edukasi dan wawasan dalam mengantar kesuksesan pendidikan anaknya. Tak sedikit orangtua yang kurang peduli atau tidak tahu dengan capaian prestasi anaknya bahkan pentingnya jenjang pendidikan untuk anaknya. Ketika orangtua mengajarkan kerja keras dan pantang menyerah kepada anaknya, tentu saja harus dibarengi dengan keteladanan orangtuanya. Oleh karena itu membuka wawasan orangtua sangat diperlukan. Hal ini bisa ditempuh dengan cara menghadirkan para orang tua/wali dalam seminar atau kelas orang tua/wali dan pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan maupun masyarakat. Ini menjadi hal yang semakin penting terlebih di era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memberikan tantangan dalam pendidikan anak. Segala informasi dapat masuk dari segala arah tanpa pandang bulu terhadap anak sekalipun sehingga keluarga, satuan pendidikan, dan juga masyarakat harus menjadi filter dalam memilah informasi positif dan negatif. Orang tua juga harus mengikuti perkembangan teknologi sehingga tidak kalah dari anaknya agar bisa membimbing dalam pemanfaatan teknologi. Karena teknologi mempunyai sisi positif dan negatif tergantung bagaimana cara memanfaatkannya. Fasilitas internet dapat bermanfaat untuk mencari literatur tapi juga dapat menjerumuskan pada konten-konten yang tidak baik seperti pornografi, sarkasme dan intoleransi.






Titik balik dari era kekinian dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah dengan memanfaatkan teknologi itu untuk sebanyak mungkin manfaat yang bisa didapat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sudah selayaknya dimanfaatkan untuk mendongkrak keberhasilan pendidikan. Sinergitas antara keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat dapat ditingkatkan. Dan karena keluarga memiliki peran strategis dalam mendukung keberhasilan pendidikan, maka pemerintah menetapkan peraturan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor  30  Tahun 2017 Tentang Pelibatan Keluarga Pada Penyelenggaraan Pendidikan. Pelibatan keluarga yang dimaksud adalah proses dan/atau cara keluarga untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab bersama antara Satuan Pendidikan, Keluarga, dan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pendidikan; mendorong Penguatan Pendidikan Karakter Anak; meningkatkan kepedulian Keluarga terhadap pendidikan Anak; membangun sinergitas antara Satuan Pendidikan, Keluarga, dan Masyarakat; dan mewujudkan lingkungan Satuan Pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Dalam peraturan itu memberikan panduan bahwa bentuk Pelibatan Keluarga pada Satuan Pendidikan dapat berupa :

Yang pertama, menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tentu sudah pasti. Misalnya pertemuan wali murid untuk membahas kegiatan yang menunjang pendidikan anak dan meningkatkan komunikasi diantara orangtua/wali, pihak sekolah dan komite sekolah.  Di era sekarang mungkin komunikasi dapat ditingkatkan dengan secara daring (online) melalui aplikasi media social (misalnya group whatsapp, line, atau BBM). Orangtua/wali dapat mengetahui informasi terkini pendidikan anaknya dengan sangat praktis, mudah, dan efisien. Tidak hanya pihak sekolah yang menjadi moderator dalam group ini, tetapi juga perlu dari pihak orangtua/wali.

Baca juga: Pentingnya Membangun Komunikasi yang Efektif Orangtua-Sekolah


Yang kedua, mengikuti kelas orangtua/wali, ini perlu ditingkatkan. Orangtua/wali perlu mendapat pengetahuan dan wawasan menjadi orang tua/wali yang dapat mendorong pendidikan anak melalui seminar atau kelas orang tua. Tantangannya adalah seringkali orangtua/wali tidak banyak waktu untuk mengikutinya secara rutin terutama bagi orangtua/wali yang bekerja. Namun di era saat ini sudah ada kelas orangtua online yang dapat digunakan secara gratis dan mudah. Misalnya, dapat menggunakan aplikasi Edmodo, google classroom, atau aplikasi lainnya. Guru yang ditunjuk sekolah sebagai admin dapat memberikan materi secara online.

Yang ketiga, menjadi narasumber dalam kegiatan di Satuan Pendidikan, perlu ditingkatkan. Jadi perlu kadang kala orang tua/wali tampil mengisi kegiatan di sekolah anak. Latar belakang yang berbeda-beda dari orang tua/wali dapat menjadi bahan untuk memperluas wawasan. Untuk orangtua/wali yang tidak bisa datang ke sekolah tetap bisa menjadi narasumber menggunakan fitur video call. Hampir semua media social sekarang mempunyai fitur video call dengan kualitas cukup baik. Sekolah perlu menghubungkan smartphone ke layar LCD menggunakan HDMI/USB adapter sehingga siswa dapat mendengarkan bersama-sama.  

Baca juga atau unduh : Buku Saku Mendidik Anak dari Pustaka Sahabat Keluarga

Yang keempat, berperan aktif dalam kegiatan pentas kelas akhir tahun pembelajaran, ini sudah banyak dikembangkan. Pada akhir tahun pembelajaran, ada waktu untuk kegiatan pentas kelas. Orang tua terlibat dalam mendukung penyiapan dan juga menyaksikan pentas anak-anaknya. Misalnya, menyanyikan lagu kebangsaan,memainkan alat music, menari, dan pertunjukkan lainnya tergantung bakat anak. Saat pertunjukkan berlangsung, orangtua dapat mendokumentasikannya melalui rekaman video. Selanjutnya orangtua juga bisa menampilkan hasil video dokumentasinya pada chanel di youtube.

Yang kelima, berpartisipasi dalam kegiatan kokurikuler, ekstra kurikuler, dan kegiatan lain untuk pengembangan diri Anak. Kecerdasan manusia tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual saja, tetapi juga dari kecerdasan emosional, kreativitas, dan religius. Untuk mengasah beberapa kecerdasan ini tentu tidak terakomodasi dengan proses pembelajaran di kelas saja. Umumnya di kelas hanya mengutamakan pembelajaran kemampuan logis dan matematis. Padahal setiap anak dilahirkan mempunyai potensi yang beragam sehingga harus diasah sesuai minat dan bakatnya melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Orangtua/wali dapat berperan dengan menfasilitasi kebutuhan anak untuk itu, baik peralatan mapun kebutuhan lainnya. 


Yang keenam, bersedia menjadi anggota Komite Sekolah. Komite sekolah berfungsi untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di sekolah melalui pengawasan kinerja sekolah, serta menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat. Jadi orangtua/wali sudah seharusnya bersedia menjadi anggota untuk berperan sebaik mungkin.

Yang ketujuh, aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Komite Sekolah. Orangtua/wali dapat menyampaikan usulan dalam lembaga mandiri ini secara terbuka, misalnya tentang program dan kebijakan sekolah, pemenuhan fasilitas sekolah, dan lainnya. Untuk berperan maksimal sesuai fungsinya, orangtua/wali perlu mengetahui Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah.


Rapat Komite dan Orang Tua Siswa SMA NEGERI 2 UNGARAN
Courtesy of Mas Supri


Kedelapan, keluarga menjadi anggota tim pencegahan kekerasan di Satuan Pendidikan. Untuk meningkatkan penyelenggaraan pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan perlu upaya pencegahan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pencegahan, maka seharusnya peran proaktif sanggat diharapkan. Misal menyaksikan ada hal yang berisiko, jangan diam, tapi laporkan dan sampaikan kepada Komite Sekolah. Jika menemukan hal berisiko di lingkungan juga laporkan dengan RT/ RW setempat. Jadi pencegahan adalah upaya yang efektif untuk menghindari terjadinya kekerasan pada anak. Dalam menjalankan fungsinya, anggota tim perlu mengetahui  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

Kesembilan, keluarga berperan aktif dalam kegiatan pencegahan pornografi, pornoaksi, dan penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Keluarga yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak sudah seharusnya berperan aktif memberikan pemahaman nilai-nilai agama dan pengamalan nilai luhur pancasila. Keluarga adalah yang paling memahami fungsi pengawasan. Kapan dan dimana anak berada termasuk celah-celah yang berisiko tentu keluargalah yang tahu. Pengawasan orang tua terhadap anak sangat penting karena kepolisian tidak bisa masuk hingga keluarga. Di era sekarang untuk memantau kegiatan anak dapat terbantu oleh teknologi informasi dan komunikasi. Orangtua/wali bisa melacak keberadaan anak melalui nomor handphone yang dihubungan dengan GPS tracker. Penggunaan CCTV di rumah yang terhubung online ke  handphone orangtua juga dapat membantu memantau apa saja yang terjadi di rumah. Tentu saja dengan mempertimbangkan keprivasian.

Baca juga: Drone Parenting, Pola Asuh Orangtua Milenial.

Kesepuluh, keluarga memfasilitasi dan/atau berperan dalam kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter Anak di Satuan Pendidikan. Akhir-akhir ini sedang ramai bahasan tentang program penguata  pendidikan karakter untuk membentuk generasi yang cerdas berkarakter. Mengapa ada kata "penguatan" disini? Menurut saya memang perlu karena memang melihat karakter bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini terlihat merosot baik dari nilai religius, mandiri, integritas, nasionalis, dan gotong royong. Penguatan pendidikan karakter sejatinya dilakukan melalui pendidikan di satuan pendidikan/sekolah berasas olah hati, olah rasa, olah karsa, dan olah raga. Namun begitu, penguatan pendidikan karakter anak dapat dilakukan sejak dini dimulai dari keluarga dan selama di sekolah. Misalnya memupuk keimanan kepada Tuhan sebagai insan beragama dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya sejak dini. Dalam penguatan pendidikan karakter anak di satuan pendidikan, contoh peran keluarga adalah mendukung gerakan membaca buku non-pelajaran di sekolah sebelum pelajaran dimulai. Di era yang modern ini keluarga bisa saja memfasilitasi dengan buku bacaan maupun buku yang sudah diunduh dari online book.

Baca juga : Kumpulan Cerita Pendek untuk Anak dari Sahabat Keluarga

Kumpulan Lagu Wajib dan Daerah dari Sahabat Keluarga

Demikian, tentang pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan di era kekinian. Semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi, meningkatnya tingkat pendidikan generasi ke generasi, sudah sepantasnya pelibatan keluarga semakin banyak caranya. Banyak yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mendorong keberhasilan pendidikan anaknya. Pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan sudah menyiapkan bahan-bahannya di "sahabat keluarga" #sahabatkeluargaWebsite resmi Kemendikbud itu memberikan pendidikan orang tua untuk anak-anaknya. Keluarga pun bisa berkomunikasi secara terpadu lewat pendidikan bimbel keluarga. #sahabatkeluarga 


Daftar referensi:

sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
www.kemdikbud.go.id